Jakarta (UNAS) – Universitas Nasional (UNAS) semakin mengukuhkan komitmennya dalam literasi keuangan lintas disiplin ilmu. Melalui Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM), UNAS sukses menggelar talk show bertajuk “Rethinking Investment Strategies Amid Seasonal Market Fears” pada Kamis, 20 November 2025, di Gedung Auditorium UNAS.
Acara yang dipadati mahasiswa dan investor muda ini menghadirkan value investor legendaris sekaligus alumnus UNAS, Lo Kheng Hong, sebagai narasumber utama.
Kehadiran perwakilan dari berbagai fakultas menjadi penekanan penting bahwa pemahaman investasi yang rasional kini harus dimiliki oleh seluruh civitas academica UNAS. Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNAS secara langsung diwakili oleh Kepala Program Studi Sastra Indonesia, Machdori, SS., M.Hum.

Kehadiran ini menegaskan visi UNAS untuk memperluas pemahaman literasi keuangan agar tidak terbatas pada fakultas ekonomi semata, melainkan menjadi bekal penting bagi mahasiswa di era digital, termasuk dari disiplin humaniora seperti bahasa dan sastra.
Lo Kheng Hong: Manfaatkan Kepanikan Pasar untuk Beli Saham Berkualitas
Dalam paparannya yang disambut antusias, Lo Kheng Hong menjelaskan bahwa fenomena seasonal market fears (kekhawatiran pasar musiman) sering memicu tindakan irasional dari investor, padahal kondisi fundamental perusahaan yang mendasarinya sering kali tetap stabil. Ia menekankan bahwa fluktuasi musiman justru harus dimanfaatkan sebagai peluang untuk mengakumulasi saham berkualitas dengan harga diskon.

“Supaya berani berinvestasi, kita harus tahu apa yang kita beli. Jangan membeli kucing dalam karung,” ujar Lo Kheng Hong, menekankan pentingnya analisis fundamental yang mendalam.
Ia menambahkan bahwa investor pemula, termasuk mahasiswa FBS dan fakultas lainnya, wajib kembali pada laporan keuangan perusahaan, kinerja laba, dan valuasi untuk menghindari keputusan impulsif yang dipicu oleh derasnya arus informasi di media sosial atau rekomendasi tanpa dasar.
Optimisme Pasar Modal Indonesia: Prospek Cerah 2026
Talk show ini menjadi semakin relevan mengingat kondisi pasar modal Indonesia yang menunjukkan pemulihan dan stabilitas. Data terbaru mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 mencapai 5,04 persen, didukung oleh masuknya kembali aliran modal asing.
Proyeksi Macquarie Capital Indonesia yang memandang iklim investasi Indonesia semakin kondusif memasuki tahun 2026, didukung oleh kebijakan moneter dan fiskal, sejalan dengan optimisme Bank Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2026 mencapai 5,3 persen.
Dalam konteks pasar yang optimis ini, strategi investasi rasional Lo Kheng Hong semakin mengemuka. Ia menegaskan prinsip andalannya, “always invest in bad time”, yang berarti saat pasar tertekanlah peluang terbaik bagi investor jangka panjang muncul.
Mengakhiri sesinya, Lo Kheng Hong menyatakan keyakinannya yang tak tergoyahkan terhadap masa depan pasar modal Indonesia.
“Saya optimis pasar modal Indonesia akan terus tumbuh. Karena itu, lebih dari 99 persen kekayaan saya saya tempatkan di saham,” pungkasnya, memberikan motivasi kuat bagi para peserta, termasuk perwakilan dari FBS UNAS, untuk memulai perjalanan investasi yang rasional.(FBS)