Jakarta, 9 Mei 2025 – Program Studi Sastra Jepang, Universitas Nasional (UNAS), menggelar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tema “Mengukur Kemampuan Bahasa Jepang Dasar di Kalangan Siswa MAN 7 Jakarta.” Kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi akademik dalam memperkuat minat dan kemampuan berbahasa Jepang di kalangan pelajar tingkat menengah atas.
Acara ini dihadiri oleh para dosen Prodi Sastra Jepang UNAS, antara lain Lely Demiyati, M.Hum., Rita Susanti, S.Pd., S.S., M.Si., dan Dra. Wisnu Wardani, M.Hum. Selain itu, empat mahasiswa turut serta mendampingi dan mendukung jalannya kegiatan pembelajaran di kelas.
Dalam sambutannya, Rita Susanti menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya menjadi wujud pengabdian institusional kepada masyarakat, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang dalam menjalin kemitraan dan promosi pendidikan antara UNAS dan MAN 7 Jakarta.
“Kegiatan ini kami rancang sebagai langkah awal pembinaan berkelanjutan. Kami berharap MAN 7 Jakarta dapat menjadi sekolah mitra yang aktif dalam program PKM secara rutin, sekaligus menjadi jembatan bagi siswa kelas XI dan XII untuk melanjutkan studi ke UNAS, khususnya Program Studi Sastra Jepang,” ungkapnya.
Menjawab Tantangan Kurikulum
Kegiatan ini memiliki fokus utama pada pengukuran kemampuan dasar bahasa Jepang siswa. Hal ini menjadi respons terhadap menurunnya alokasi jam pelajaran bahasa Jepang di sekolah, yang kini hanya dua jam per minggu dari sebelumnya lima jam. Informasi ini diperoleh dari alumni Sastra Jepang UNAS yang kini menjadi pengajar di sekolah-sekolah mitra.
“Penurunan jam belajar tentu mempengaruhi pencapaian siswa. Melalui kegiatan ini, kami berupaya menumbuhkan kembali minat belajar bahasa Jepang dan membangun budaya literasi sejak dini,” tambah Rita.
Pembelajaran Interaktif dan Antusiasme Siswa
Kegiatan PKM dirancang dalam bentuk pembelajaran interaktif. Siswa MAN 7 Jakarta dibagi menjadi tujuh kelompok kecil, masing-masing terdiri dari lima orang. Setiap kelompok mengikuti sesi membaca huruf dasar bahasa Jepang, mengerjakan soal evaluasi kemampuan, dan permainan edukatif seperti tebak kalimat.
Interaksi antara dosen, mahasiswa pendamping, dan siswa berlangsung aktif dan penuh semangat. Kegiatan ini berhasil menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus mendorong partisipasi aktif siswa dalam memahami materi bahasa Jepang dasar.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, Prodi Sastra Jepang UNAS berharap dapat terus mengembangkan program serupa di sekolah-sekolah lain, memperluas jaringan mitra, dan meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Jepang, di tingkat sekolah menengah atas.(FBS)