“Russian Heart” Hadir di Indonesia: Menyemai Persahabatan Lewat Bahasa dan Budaya

“Russian Heart” Hadir di Indonesia: Menyemai Persahabatan Lewat Bahasa dan Budaya

Jakarta (UNAS) – Auditorium Universitas Nasional (UNAS), Pejaten, Jakarta Selatan, menjadi saksi hangatnya jalinan persahabatan antara Indonesia dan Rusia dalam acara budaya bertajuk “The Word About Russian Heart The Republic Of Indonesia” yang berlangsung pada 14–15 April 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia dan 100 tahun berdirinya Rossotrudnichestvo, badan federal Rusia untuk kerjasama kemanusiaan internasional.

Sejarah Kerjasama Indonesia-Rusia: Dari Soekarno hingga Prabowo

Kerjasama Indonesia dan Rusia (sebelumnya Uni Soviet) telah terjalin sejak era Presiden Soekarno, yang membangun hubungan strategis pada 1950-an. Soekarno dikenal dekat dengan pemimpin Soviet, Nikita Khrushchev, dan menjadikan Moskow sebagai mitra penting dalam pembangunan infrastruktur, militer, dan pendidikan. Salah satu peninggalan bersejarah adalah pembangunan Gedung Sarinah (1963) dengan bantuan teknisi Soviet, serta dukungan persenjataan selama konflik Papua dan Dwikora.

Di era modern, Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan (2019–2024) memperkuat kembali hubungan pertahanan dengan Rusia, termasuk pembelian pesawat Sukhoi dan sistem persenjataan lainnya. Kini, sebagai Presiden, Prabowo terus mendorong kerjasama yang lebih luas, termasuk di bidang energi, teknologi, dan kebudayaan—seperti yang tercermin dalam acara “Russian Heart” ini.

Kolaborasi Budaya di UNAS

Acara ini menjadi panggung kolaborasi antara UNAS, Russian House di Jakarta, dan NGO “New Town” dari Rusia, yang menghadirkan seniman dan kreator Rusia ke Indonesia. Ini adalah tahun ketiga penyelenggaraan “Russian Heart”, setelah sebelumnya sukses di China dan India.

Pembukaan acara diresmikan oleh Prof. Dr. Ernawati Sinaga, Wakil Rektor UNAS, yang menyatakan kebanggaannya atas peran UNAS sebagai tuan rumah. “Ini bukan sekadar pertunjukan seni, tapi jembatan pemersatu bangsa,” ujarnya.

Nikita S. Shilikov, Pimpinan Russian House Jakarta, mengapresiasi sambutan hangat UNAS. “Budaya adalah pintu menuju persahabatan sejati,” katanya. Sementara Mikhail Ivanov dari New Town menegaskan, “Kami membawa semangat untuk membangun koneksi emosional antara rakyat Rusia dan Indonesia.”

Rangkaian Acara Memukau

Selama dua hari, pengunjung disuguhi:

  • Dialog budaya tentang peran sastra dalam persatuan bangsa.
  • Pertunjukan tari kontemporer “Tidur” oleh Innovative Ballet Theater, terinspirasi dari karya Pushkin.
  • Workshop & eksplorasi VR oleh Russian Geographical Society, memperkenalkan keindahan alam Rusia.
  • Opera megah “Eugene Onegin” karya Tchaikovsky, dibawakan oleh St. Petersburg Chamber Musical Theater Opera.

Acara ditutup dengan penampilan Elmira Terkullova, solois Innovative Ballet Theater, yang menyampaikan pesan persatuan melalui gerak dan musik.

Masa Depan Kerjasama Indonesia-Rusia

UNAS berharap acara ini menjadi fondasi kerjasama jangka panjang di bidang akademik, seni, dan pertukaran pelajar. Dengan semangat yang sama, Indonesia dan Rusia berkomitmen memperkuat hubungan melalui pendekatan budaya, melanjutkan warisan diplomasi dari era Soekarno hingga kepemimpinan Prabowo hari ini.(SAF)(Unas)